Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan banyak pemimpin negara belakangan meminta tolong kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendukung pemulihan perdamaian dunia di tengah momentum pergelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada pertengahan November 2022.
“Presiden ini dihormati orang. G20 nanti akan terjadi banyak orang yang minta tolong kepada Presiden Jokowi untuk perdamaian dunia,” kata Luhut saat membuka acara Demi Indonesia di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Sabtu (29/10/2022).
Sebagian besar negara maju itu, kata Luhut, belakangan telah mengirimkan utusannya ke Indonesia untuk merancang beberapa keputusan penting untuk mencari jalan keluar atas perang yang masih berlanjut antara Rusia dan Ukraina hingga saat ini.
“Negara-negara yang kita lihat super besar itu, minta tolongnya ke Presiden Jokowi. Mereka mengirim utusannya ke saya, saya ngatur,” kata dia.
Di sisi lain, sambungnya, manuver sejumlah negara maju itu mesti dinilai positif sebagai wujud posisi Indonesia yang strategis di tengah geopolitik global.
“Gini gini, [Presiden Jokowi] tukang kayu loh dari Solo, jangan pernah meremehkan orang,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan peringatan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin agar tidak menggunakan senjata nuklir terhadap Ukraina.
Biden mengatakan AS sedang mencoba untuk menemukan jalan keluar lantaran ancaman Putin untuk menggunakan senjata nuklir taktis adalah nyata dan dapat menyebabkan 'kiamat'.
"Kami mencoba mencari tahu apa yang menjadi kelemahan Putin? Di mana dia turun? Di mana dia menemukan jalan keluar? Di mana dia menemukan dirinya dalam posisi yang dia tidak hanya kehilangan muka, tetapi kehilangan kekuatan yang signifikan di Rusia," ujar Joe Biden dikutip dari Bloomberg, Jumat (7/10/2022).
Dia mengatakan Putin tidak bercanda ketika dia berbicara tentang potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata biologi dan kimia.
“Saya tidak berpikir ada hal seperti kemampuan untuk dengan mudah menggunakan senjata nuklir taktis dan tidak berakhir dengan Armageddon [kiamat],” ucapnya.
Putin telah memperbarui ancaman nuklirnya saat dia mengumumkan pencaplokan wilayah Ukraina, beberapa di antaranya tidak dikendalikan oleh Rusia, dan dengan memanggil 300.000 tentara cadangan untuk memperkuat invasinya yang lesu. Putin menegaskan hal tersebut beberapa waktu lalu melalui siaran televisi nasional Rusia.
“Ketika integritas teritorial negara kami terancam, kami pasti akan menggunakan semua cara yang kami miliki untuk melindungi Rusia dan rakyat kami. Ini bukan gertakan," kata Putin.